AGAMA
A = tidak
GAMA = kacau
agama ada agar kehidupan di bumi tidak kacau. Yg mengadakan siapa ? Sy tdk berani membahas. Tetapi sy berani bertanya;
1. Siapa yg membuat agama ?
2. Apakah Tuhan memeluk agama tertentu ?
3. Siapa yg membuat istilah ; Tuhan, God, Te Phiekong, Puang Allah,
Gusti, Pengeran, Hyang Widhi, Yahweh, Allah, Alloh. Dan RIBUAN bahasa di
dunia ini memiliki sebutan sendiri untuk menyebut Tuhannya.
4. Apakah hanya karena salah menyebut atau menamai Zat tertinggi itu lantas seseorang masuk neraka dan disebut kapir kopar ?
5. Bahkan sampai bunuh membunuh.
6. Bahkan konflik paling mengerikan di dunia ini, selain perang saudara, adalah perang agama.
7. Jika agama hanya 1 yg bener, seakan nasib di akherat menjadi
permainan judi yg sangat besar. Kita semua ini (kecuali yg pernah
murtad) memeluk agama hanya karena kebetulan saja. Kebetulan keturunan
orang Hindu, atau Islam, atau Katolik, atau Buddha atau yg lain. Agama
menjadi pusaka warisan orang tua.
8. Kalau hanya 1 yg diakui Tuhan; kenapa umat ribuan agama di dunia ini
sama2 pernah merasakan anugrah, mukjizat, rahmat dari Tuhan mereka.
pernah merasa doanya dikabulkan Tuhan. Mengapa negara2 Eropa (yg
dianggap kafir) justru hidupnya lebih makmur, tenteram, sejahtera, punya
kepedulian sosial melebihi org2 yg mengklaim diri sebagai orang suci.
Mari kita melongok Indonesia;
1. Negeri gudangnya ilmu spiritual.
2. Negeri multi agama.
3. Negeri bejibunnya para penceramah agama.
Tapi sayang sekali; bak ayam mati di lumbung padi. Semangat bukan
menjadi agama. Tetapi semangat memeluk agama. Yg didapat hanyalah
simbol2 luarnya saja. Kekenyangan akan kulitnya saja. Tapi berlomba
mencaci yg beda pendapat, menganggap kapir kopar yg tidak sepaham.
Menuduh sesat yg tdk sejalan.
Hebat sekali ulah manusia2 “kulit”. Org2 kenyang sabut kelapa. lalai
bahwa tugasnya beragama adalah tidak berhenti di syariat. Bingung
memahami tarekat, apalagi hakekat. Tangeh lamun mustahil menerima
anugrah makrifat. Bak burung kuntul berkucir. Ibarat lebah madu. Umpama
hama tikus. Umpama demitnya prabu jimbuningrat. Kiamat untuknya sudah
dekat.
Inilah potret negeri yg agamis; namun jauh dari sikap dan watak
religius. Benar apa yg diperingatkan oleh Ki Sabdapalon dan Noyo
Genggong 500 th lebih yll.
Selasa, 12 November 2013
AGAMA UNTUK MANUSIA BUKAN MANUSIA UNTUK AGAMA
AGAMA UNTUK MANUSIA BUKAN MANUSIA UNTUK AGAMA
Tulisan
berikut hanya wujud kegelisahan saya terhadap bangsaku tercinta. Betapa
selama ini kita hanya berkutat dalam konflik pluralitas kita sebagai
bangsa, tanpa sadar bahwa ada persoalan yang lebih krusial untuk
ditangani seperti korupsi, kemiskinan
pemiskinan, orang mati karena lapar. Kita terlena oleh dongeng &
damba akan surga & bersibuk-sibuk diri meraihnya sembari menjadi
batu sandungan bagi orang lain.
______________
Agama *sebagai kelembagaan bukan agama sejati* adalah peluru berbalut madu yang telah meledakkan kepala kita, membuat kita bagai mayat hidup tanpa otak.
Agama telah tumbuh menjadi kekuatan social politik yang menakutkan yang telah membangkitkan BINATANG BUAS DALAM KODRAT MANUSIA.
Menciptakan para PEMBELA TUHAN yg menghunus pedang demi kebenaran ABSURD & MANIPULATIF.
ABSURD
= agama adalah soal keyakinan *keimanan* takkan pernah menjadi
pengetahuan *sombong kali kau mengklaim diri ‘tahu’ Tuhan*. Keyakinan
adalah ranah privat yg memaknai hidup si pribadi. TIDAK SEORANGPUN BERHAK BERDIRI DI ANTARA JIWA MANUSIA LAIN & TUHAN
MANIPULATIF = ditarik keluar ke ranah public, agama tidak akan pernah mempertemukan kita dg ‘Tuhan Sejati’ namun hanya ‘tuhan dagangan’ yang bersetubuh intens dengan kekuasaan, mengubah tuhan menjadi mesin perang berbagai pihak untuk berbagai kepentingan. Dan dalam agama seperti ini manusia hanyalah komoditas yang harus diperebutkan.
Agama
tidak menempatkan kebodohan, ketidakadilan, kekerasan & kemiskinan
sebagai musuh utama yang harus diperangi. Makin banyak orang beragama
tetap miskin, bodoh, bertindak tidak adil, pro kekerasan & tidak
demokratis * ah bukankah itu yang diinginkan para pemegang hegemoni
agar dagangan mereka tetap laku & mesin produksi mereka tetap
produktif?*
AGAMA DIADAKAN UNTUK MANUSIA BUKAN MANUSIA UNTUK AGAMA!!! Inilah anomali agama yang benar-benar nyata di hadapan kita.
Proklamasi kemerdekaan telah dipekikkan 63 tahun lalu, bagaimana keadaan Indonesia kini? Sungguhkah bangsa ini telah benar-benar merdeka?
MERDEKA BUKAN PERNYATAAN TAPI MARI KITA NYATAKAN
Disadur dari :http://tomyarjunanto.wordpress.com/2008/04/29/agama-untuk-manusia-bukan-manusia-untuk-agama/
Langganan:
Postingan (Atom)