SING NDELOK

Minggu, 10 Februari 2013

Pitutur Gawe Sedulur - Sindiran

Pitutur Gawe Sedulur - Sindiran

Ngawiti Ingsun Nglaras Sindiran
Kelawan poro wong nang nduwuran
Kang Ndalanake Dana anggaran
Ojo sembrono tanpo itungan
Aku memulai lagu sindiran
Untuk merka yg di Atas
Yg menjalankan Dana Anggaran
Jangan Sembarangan tanpa hitungan

Duh poro konco priyo wanito
Ojo mung njabat sare'at bloko
Gur pinter janji ora iso mbkutekno
Tembe mburine rakyat sing soro
Hai temen2 pria dan wanita
Jangan menjabat hanya karena hukum
Hanya pandai berjanji tak ada bukti
akhirnya rakyat yg sengsara

Akeh kang pinter sekabehane
Seneng ngakali marang kuline
Elek'e dewe nggak di keto’ke
Padahal iku akal buluse



Banyak orang pandai dlm segala hal
Senang menipu pada bawahan


Kejelekan sendiri gak kelihatan
padahal itu kal bulusnya

Gampang mbujuk-i janjine goroh
Kangge menangke tuku suworo
Sarto wes lungguh neng kursi rojo
Janji janjine njur ora nyoto.

Ayo sedulur ojo nglalekake
Karo sing ndisik milih suwarane
Ojo nggedekke wetenge dewe
Sing dukung kowe sek panggah kere

Dadi pejabat ora bakal suwe
kadung wes rakyat gak ngarepake
Yen wes janjine ra di buktekne
bakal di demo di gulingake

Koran lan tv podo ngabarke
pejabat maling akeh contone
Soko seng nduwur sak ngisorane
kruyu'an nyunat jatah rakyate

Koyo wes podo nunggu giliran
sopo sing nyolong bakal konangan
Yen dipercoyo dadi pimpinan
Kudu kang jujur lan kuat iman

Kuwasane donyo ora hakiki
Ayo di jogo lan disyukuri
Yen panyuwune wes di turuti
Nang wong ngisore jo nganti lali

Urep kang ayem rumongso aman
dudu mergo ono neng nduwuran
Sabar nerimo senajan pas-pasan
nyukuri takdir soko pengeran

Ayo poro konco dulur lan tonggo
Kang durung bener podo ilingo
ojo di gunggung lan di jlomprongno
Siji kang olo kabeh kang soro

Sindiran iki ojo dadi ati
digawe bingung lan ojo wedi
mung ngelengake kang duwe janji
mugo-mugo slamet jo nganti lali

Loncat dari Angkot, Mahasiswi UI Asal Padang Akhirnya Tewas

Loncat dari Angkot, Mahasiswi UI Asal Padang Akhirnya Tewas

(diSastroParwiro) - Annisa Azward (20), mahasiswi Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia (UI) Depok, meninggal dunia setelah meloncat dari angkot U10 jurusan Sunter-Kali Pasir. Diduga korban ketakutan karena mengira akan dibawa kabur oleh sopir angkot.

Harwendi Bahar, keluarga korban, menjelaskan kejadian berlangsung pada Rabu (6/2) lalu. Saat itu korban berencana berkunjung ke rumah tantenya yang berada di Pademangan 4 Gang 32 Nomor 43, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara dengan menggunakan angkot U10 jurusan Sunter-Kalipasir.

"Korban memang kerap maen ke sini kalau libur kuliahnya," ujar Harwendi, Minggu (10/2).

Saat itu korban yang merupakan mahasiswa semester IV Universitas Indonesia Depok ini mengaku salah naik angkot U10 ke arah Kalipasir, bukan ke arah Sunter yang biasanya dinaiki. Karena itu, ia meminta turun dan berencana putar-balik menggunakan angkot serupa ke arah Sunter.

"Saat itu sopir mulai mengalihkan ke luar Jalur Kalipasir, berputar-putar tidak jelas dan sempat melewati jalan perkampungan," kata Harwendi.

Khawatir dengan situasi begitu, korban lalu menelepon dirinya dan menyatakan ia sudah berada di sekitar daerah Langgar Tinggi, Kampung Arab, Tambora, Jakarta Barat. "Dia sudah menanyakan kepada sopir, namun alasannya masih lama, tanpa menjelaskan lebih rinci," kata dia.

Beberapa kali Harwendi berkomunikasi dengan korban untuk menanyakan posisinya, hingga akhirnya komunikasi keduanya putus. Tidak berapa lama seseorang yang mengaku sebagai tukang ojek di daerah Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat menghubunginya dari handphone milik korban dan mengaku menemukan korban dalam keadaan pingsan akibat meloncat dari mobil.

"Ada luka serius di bagian kepala bagian kanan," kata dia, menirukan ucapan tukang ojek.

"Dari keterangan korban saat siuman, sopir tidak jelas akan membawa ke mana, dia hanya bilang masih-masih jauh hingga akhirnya loncat karena takut."

Korban kemudian dibawa ke Rumah Sakit Atma Jaya mulai pukul 16.00 hingga pukul 16.00 keesokan harinya. "Karena alasan biaya, akhirnya Kamis saya pindah ke Rumah Sakit Koja," ucap Harwendi.

Selama dirawat, pada Kamis (7/2) lalu, korban mengeluhkan sakit di bagian kepala sebelah kanan akibat benturan cukup keras dengan aspal jalan.

"Maklum korban menggunakan jilbab dan kerudung sehingga sulit meloncat. Korban sempat berguling beberapa kali akibat loncatan itu," ujarnya.

Akibat luka di kepala itu korban akhirnya dinyatakan meninggal dunia sekitar pukul 03.00 dini hari kemarin. "Berdasarkan hasil visum dokter, korban mengalami pendarahan di bagian kepala, karena ada darah masuk ke bagian batang otak," kata Harwendi.

Harwendi berharap pihak kepolisian segera mengusut kasus ini dengan tuntas serta menghukum pelaku dengan hukuman berat agar kejadian serupa tidak dialami warga lainnya. "Saya sudah menelepon Polsek Tambora, namun belum ada jawaban," kata dia.

Sopir Angkot Jadi Tersangka

Polisi akhirnya menetapkan Jamal (40), sopir angkot yang ditumpangi mahasiswi UI Annisa Azward sebagai tersangka. Jamal dinilai lalai karena Annisa tewas setelah melompat dari angkot yang dikemudikannya.

"Kita sudah tetapkan sopirnya sebagai tersangka," kata Kanit Laka Polres Jakarta Barat AKP Rahmad Dalizar di kantornya, kemarin.

Dalizar mengatakan, polisi menjerat Jamal dengan pasal 310 ayat 4 UU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ).

"Ini pasal kelalaian yang menyebabkan orang meninggal dan dapat dikenakan pidana maksimal 6 tahun penjara," katanya.

Dalizar mengatakan, dari sisi kecelakaan sopir tetap salah karena saat penumpang turun, dia tidak tahu sama sekali. Sedangkan mengenai dugaan adanya tindak kejahatan masih diselidiki.

"Saksinya hanya sopir ini saja, karena saat kecelakaan hanya ada sopir dan korban. Kalau keluarga korban belum ke sini. Nanti kalau mereka datang kita cari keterangan tambahan," ujarnya.

Dalizar mengungkapkan, setelah diketahui jatuh, Jamal lalu membawa Annisa ke rumah sakit.

"Sopirnya membawa korban kecelakaan ke rumah sakit sesaat setelah kecelakaan terjadi," imbuhnya.

Bantah Menculik

Sementara itu, Jamal ditemiu di balik jeruji Satlantas Polres Jabar menegaskan tak berniat untuk menculik Annisa.

"Ah nggak mungkin, karena saya lagi nyopir kok, lagi nyari duit kok," katanya.

Saat ditanya soal situasi di angkot, Jamal tak mau bercerita banyak. Dia hanya menduga, Annisa loncat karena ketakutan.

"Mungkin dia nggak tahu jalan situ, mungkin ketakutan," tambahnya.

"Namanya musibah saya nggak tahu," sambung Jamal.

Diterbangkan ke Bukittinggi

Setelah proses visum dinyatakan selesai, jenazah Annisa Azward lalu diterbangkan ke kota asalnya, Bukittinggi, Sumaera Barat lewat Bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng.

"Jenazah akan diterbangkan menggunakan Pesawat Garuda," ujar sepupu Annisa, Rika.

Jenazah Annisa tak hanya diantarkan oleh keluarganya. Teman-teman Annisa pun ikut datang ke kamar Jenazah RSUD Koja. Jumlah mereka kurang lebih 20-an orang

DEMOKRAT dan SBY

Dikritik Ambil Alih Demokrat, Ini Komentar SBYSusilo Bambang Yudhoyono selaku Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat menyaksikan penandatanganan pakta integritas oleh kader Partai Demokrat di Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Minggu (10/2/2013).

Magelang (SastroParwiro.blogspot.com)- Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mengaku mengikuti pemberitaan pasca keputusan Majelis Tinggi Demokrat dalam penyelamatan partai. Dalam pemberitaan tersebut, SBY dikritik lantaran mengambil alih partai sehingga dikhawatirkan tak fokus dalam pemerintahan hingga 2014 . SBY membantah penilaian tersebut.
"Saya pastikan kehadapan rakyat Indonesia, saya tidak melalaikan tugas saya yang utama menjalankan roda pemerintahan dan memimpin kehidupan bernegara," kata SBY disela-sela pertemuan Majelis Tinggi dengan para Ketua Dewan Pimpinan Daerah di kediamannya di Cikeas, Bogor, Minggu (10/2/2013) malam.
Selain Majelis Tinggi dan Ketua DPD, SBY juga mengikutsertakan para menteri asal Demokrat, Ketua Fraksi Demokrat di DPR Nurhayati Ali Assegaf. Namun, Anas Urbaningrum selaku Wakil Ketua Majelis Tinggi Demokrat tak hadir. Anas mengaku sakit.
SBY mengatakan, selama delapan tahun terakhir atau semenjak menjadi Presiden tahun 2004 , dirinya sangat jarang melakukan kegiatan di Partai Demokrat. Menurut SBY, dirinya hanya hadir dalam acara tertentu seperti ulang tahun Demokrat, rapat pimpinan, dan rapat koordinasi.
"Saya tetap pada sumpah saya untuk mengutamakan kepentingan negara dan pemerintahan," kata SBY.
SBY lalu menyinggung Presiden dan Wakil Presiden sebelumnya yang ketika itu juga menjadi petinggi partai. SBY menyebut Presiden kedua Soeharto selaku pembina Partai Golkar, Presiden ketiga BJ Habibie selaku pembina Partai Golkar, Abdurrahman Wahid selaku Ketua Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa, Presiden kelima Megawati Soekarnoputri selaku Ketua Umum PDI Perjuangan, dan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla selaku Ketua Umum Partai Golkar.
"Beliau-beliau juga jalankan kepemimpinan partai. Tidak berarti beliau lalaikan tugas menjalankan roda pemerintahan," kata SBY.
Seperti diberitakan, dalam sidang Majelis Tinggi di Cikeas pada Jumat malam, SBY memutuskan mengambil alih Demokrat. Seluruh mekanisme di partai harus melalui Majelis Tinggi. SBY bertugas, berwenang, dan bertanggung jawab memimpin penyelamatan dan konsolidasi Demokrat.
Selain itu, segala keputusan dan tindakan Demokrat ditentukan dan dijalankan Majelis Tinggi yang juga mengambil keputusan dan arahan penting dan strategis. Elemen-elemen partai berada dalam kendali dan bertanggung jawab langsung kepada Majelis Tinggi.
Sikap SBY itu setelah rilis hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang menunjukkan elektabilitas Partai Demokrat tinggal 8,3 persen. Angka itu merupakan paling rendah pascapemilu 2009 .
(berita Kompas 11/2/13)

Kamis, 07 Februari 2013

KELUARGA JARAK JAUH (KELEMAHAN)

Keberadaan suami dan istri yang terpisah oleh jarak akan menghasilkan akibat-akibat sebagai berikut:
  1. Akan menimbulkan ketidakseimbangan.
    Dibagi dalam dua kategori:
    1. Pertama, ketidakseimbangan inter-personal. Yang saya maksud dengan inter-personal adalah kita ini membutuhkan satu sama lain untuk bisa mengisi kebutuhan kita sewaktu kehilangan dia kita akan mengalami ketidakseimbangan dalam kehidupan ini.
    2. Kedua, ketidakseimbangan intra-personal. Maksudnya, kita yang sudah terbiasa hidup atau berfungsi dengan kehadiran pasangan kita, akan merasakan adanya hal-hal yang terpenuhi oleh karena kehadiran pasangan kita.
  2. Sewaktu berpisah kita harus mulai menata hidup kembali supaya bisa terus hidup. Sebab kalau kita terus dirundung kesedihan karena "kehilangan" pasangan kita, bisa-bisa kita tidak bisa berfungsi dengan optimal atau kita tidak bisa bekerja dengan penuh konsentrasi, dan sebagainya.
Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan sebelum berpisah:
  1. Manfaat dan kerugiannya
    Suami istri dengan pikiran yang jernih harus merinci dan mempertimbangkan manfaat atau kerugiannya yang lebih besar.
  2. Permanen atau sementara
    Sebisa-bisanya jadikanlah keterpisahan dengan keluarga itu sebagai sesuatu yang sementara. Kalau bisa suami-istri itu tetap bersama, jadi lakukan perpisahan hanya kalau sudah sangat terpaksa.
  3. Perhatikan kuat lemahnya
    Meskipun harus berpisah, tetap harus dipertimbangkan kuat lemahnya. Dan mampukah kita melaluinya? Kalau disadari bahwa kita tidak kuat lebih baik jangan pergi atau berpisah. Sebab akhirnya akan berantakan dan kita jatuh ke dalam pencobaan.
  4. Anak
    Keberadaan anak juga harus dipertimbangkan.
    1. Faktor Usia
      Kalau tidak karena sangat terpaksa, jangan meninggalkan anak yang masih kecil. Semakin besar anak, misalnya remaja belasan tahun lebih bisa ditinggalkan.
    2. Faktor kebutuhan
      Kebutuhan anak bermacam-macam, sebab setiap anak tidak sama. Ada anak yang sangat tergantung pada salah satu orang tua, misalnya karena dia anak perempuan satu-satunya maka dia sangat dekat dengan ibunya. Nah seandainya sekarang mereka harus berpisah karena si anak disekolahkan di luar kota atau negeri, ini mungkin akan berdampak tidak baik bagi si anak sebab dia kehilangan pegangan hidup yaitu mamanya. Atau kebalikannya anak laki-laki tunggal sangat dekat pada ayahnya, ayah menjadi model, pegangan hidup, tempat mencurahkan isi hati, dan sekarang terpisah. Ini bisa sangat menggoncangkan diri si anak.
Kolose 3:17, "Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan lakukanlah semua itu dalam nama Tuhan Yesus…."
Semua orang yang harus berpisah dengan keluarganya, dengan suami atau istri, atau anak-anak yang berpisah dari ayah atau ibunya, patut mengingat ayat ini. Apapun yang kita lakukan, lakukankah dalam nama Tuhan Yesus. Jadi meskipun tidak diawasi atau tidak dilihat oleh pasangan kita, kita harus selalu bertanya: "Dapatkah saya berkata, saya melakukan hal ini dalam nama Tuhan Yesus?" Sebab itulah yang Tuhan minta.